MEREFLEKSIKAN ISI (PARAPHRASING)
Refleksi
merupakan satu usaha konselor memahami klien dari sudut pandangan klien itu
sendiri. Kemahiran refleksi digunakan oleh kaunselor untuk menjelaskan semula
idea yang sukar difahami yang dinyatakan oleh klien. Ia membantu menjelaskan
kekusutan.
Refleksi isi merupakan
keterampilan konselor untuk memantulkan ide, pikiran, pendapat klien sebagai
hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien. Kata-kata yang
bisa digunakan : “ Nampaknya yang akan anda katakana….”, - ”Barangkali yang
akan anda utarakan adalah…” , - “ Adakah yang anda maksudkan…”.
Kaunselor
membuat parafrasa isi kemudian tanya betul atau tidak. Kaunselor menyatakan
semua mengenai idea yang disampaikan oleh klien. Idea ini dinyatakan semua oleh
kaunselor dengan menggunakan perkataan yang ringkas, padat dan tepat.
Konselor
tidak hanya meniru atau mengulang kata yang diucapkan oleh klien tetapi
merefleksikan isinya. Konselor menjelaskan dengan kata-katanya sendiri sesuatu yang paling penting
tentang apa yang dikatakan klien pada konselor.
Ini berarti konselor harus menangkap detail yang paling
penting tentang apa yang klien katakan
dan diekspresikan jika itu memungkinkan.
Dengan memparafrasekan
dan mengekspresikan kembali perkataan klien , maka konselor dapat membantu
konseli untuk berpikir jernih tentang apa yang dibicarakannya. Klien dapat
menyelesaikan permasalahannya tanpa konselor harus memberinya
perntanyaan-pertanyaan, saran-saran atau menyodorkan nasehat.
Kesan
refleksi isi:
1. Klien
berasa didengari oleh konselor dengan betul
2. Klien
berasa dirinya dipahami oleh kaunselor
3. Klien
mendengar semula apa yang sedang dikatakannya dan menyemak kesahihan fakta
tersebut
4. Membantu
menyemak persepsi konselor.
Parafrasa yang bagus
adalah yang tidak mengganggu klien, yaitu parafrasa yang tidak mengalihkan
konsentrasi klien dari persoalan yang sedang ia coba selesaikan.
.Contoh
:
1.
Konseli
|
:Aku
merasa semua waktuku habis hanya untuk mengurusi pekerjaanku, hingga beberapa
kali sehingga aku membatalkan janji dengannya secara mendadak.
|
Konselor
|
:
hmmm… jadi kamu merasa pekerjaanmu menyita banyak waktu dan membuat hubungan
sosialmu tidak berjalan baik.
|
Dari contoh 1 di atas dapat kita lihat
bahwa konselor mengatakan “hmmm… jadi kamu merasa pekerjaanmu menyita banyak
waktu dan membuat hubungan sosialmu tidak berjalan baik.”. Dalam hal ini
konselor sedang melakukan refleksi isi terhadap apa yang dikatakan konseli.
Konseli
|
:
Sebenarnya aku tidak bisa menyelesaikan pekerjaan ku secara langsung,
terkadang aku merasa tidak harus mengerjakannya sekarang, masih banyak waktu
, namun terkadang pekerjaan ku menumpuk dan aq butuh waktu ekstra dan harus
membatalkan janji dengan sahabatku.
Lalu aku menjadi kacau, pekerjaanku tidak selesai, sahabatku marah dan aku tidak
tahu harus bagaimana lagi..
|
Konselor
|
:
Apa yang kelihatannya terjadi adalah kamu sangat sulit menyelesaikan tugas
tanpa menundanya terlebih dahulu dan konsekuensinya kamu akhirnya kekurangan
waktu sehingga harus membatalkan janji yang telah kau buat dan berdampak pada
kemarahan sahabatmu.
|
Dari contoh 2 di atas dapat kita lihat
bahwa konselor mengatakan “Apa yang kelihatannya terjadi adalah kamu sangat
sulit menyelesaikan tugas tanpa menundanya terlebih dahulu dan konsekuensinya
kamu akhirnya kekurangan waktu sehingga harus membatalkan janji yang telah kau
buat dan berdampak pada kemarahan sahabatmu.”. Dalam hal ini konselor juga
sedang melakukan refleksi isi terhadap apa yang dikatakan konseli.
Respon-respon
yang tidak tepat
Membeo
Membeo adalah mengulang apa yang
dikatakan klien kata demi kata. Pembeoan hanya dilakukan sesekali bisa
dimanfaatkan untuk menekankan arti penting dari hal-hal yang telah dikatakan
klien, untuk membantu klien melengkapi pernyataan yang belum ia selesaikan. Jika
terus menerus menirukan apa yang dikatakan klien, maka klien akan merasa
terganggu
Daftar
Pustaka
-
Geldard,K dan Gerald,D. 2011. Keterampilan
Praktik Konseling : Pendekatan Integratif. Jakarta: Pustaka Pelajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar