Sabtu, 27 Oktober 2012

Tahap V - Feeling, Seeing, Hearing Modes


A.    PENGERTIAN
Setiap manusia memiliki pengalaman dan cara berpikir yang berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Sementara, pengalaman dan cara berpikir yang berbeda ini akan nampak pada cara manusia itu sendiri yang melakukan kontak social dengan lingkungannya dan memberikan respon yang berbeda pula pada setiap stimuli yang ada. Dalam kesadaran yang kita miliki, kita mempunyai perbedaan dalam merasakan pengalaman yang ada dalam hidup kita. Kita dapat merasakan sensasi pengalaman yang kita miliki berdasarkan stimuli eksternal dan internal yang ada. Pada stimuli eksternal, kita dapat menggunakan sensasi tubuh untuk membau, merasa dan menyentuh. Sementara, sensasi tubuh internal adalah yang berhubungan langsung dengan perasaan emosional. Sensasi tubuh tersebut dapat dikombinasikan satu sama lain sebagai perannya untuk membuat kita sadar terhadap dunia. Maka kita dapat menggunakan mode dari sensasi tersebut secara bersamaan. Berdasarkan hal itu, terdapat 3 mode yang dapat digunakan untuk menjelasakan pengalaman kita :
1.         Mode kinestetik (perasaan)
Pada mode kinestetik ini, sebagai konselor, kita berusaha melihat perasaan yang ditunjukan dan muncul dari konseli saat menceritakan pengalamannya. Maka respon yang kita berikan juga harus berkaitan dengan unsur perasaan.
2.         Mode visual (melihat)
Pada mode visual ini,, sebagai konselor kita harus mencoba melihat lebih dalam apa yang digambarkan oleh konseli pada pengalaman yang diceritakannya, sehingga respon kita juga harus berkaitan dengan gambaran pengalamannya.
3.      Mode audiotori (mendengar)
Pada mode audiotori ini, sebagai konselor kita mencoba mendengarkan apa yang selalu atau lebih dominan yang ia ceritakan tentang pengalamannya. Hal yang dominan yang selalu berulang kali ia ceritakan tentang pengalamannya itulah sebagai respon yang harus kita berikan kepada konseli.




B.     PEMBAHASAN
Berdasarkan definisi ketiga mode diatas, prosesnya diawali ketika konseli menceritakan pengalaman yang ada pada dirinya. Lalu sebagai konselor, kita harus peka akan kata-kata yang individu ulangi tanpa disadari.
1.      Mode kinestetik (perasaan)
Misalnya, dalam suatu konseling, konseli menceritakan perasaan trauma yang dialami setelah kecelakaan. Dalam proses konseling tersebut, konseli selalu mengulang kata-kata yang berhubungan dengan perasaan yang dimiliki.
Ex.
Konseli : ketika saya mendengar suara jeritan penumpang lain yang keadaan tubuh mereka sudah bersimbah darah, saya mengalami ketakutan yang luar biasa. Apalagi saat menyadari kaki saya tidak dapat digerakkan lagi.
Konselor : Saya memahami ketakutan anda pada situasi tersebut.
2.      Mode visual (melihat)
Misalnya, konseli menceritakan keadaan keluarganya yang berantakan.
Ex.
Konseli : ketika saya masih kecil, orangtua saya terlihat tidak berinteraksi di rumah. Di malam hari, saya selalu melihat mereka bertengkar di ruang TV.
Konselor : saya dapat menangkap gambaran situasi yang anda maksud. Anda masih terbayang-bayang pertengkaran orangtua anda.
3.      Mode Audiotori (mendengar)
Misalnya, konseli mengalami trauma mendengar gemuruh saat gunung merapi meletus.
Ex.
Konseli : pada malam itu, saya mendengar gemuruh yang cukup keras yang diikuti dengan hentakan kaki warga sekitar ketika melarikan diri.
Konselor : saya dapat memahami bagaimana suara itu terdengar menakutkan bagi anda.



C.    KESIMPULAN
Seorang konselor yang baik haruslah peka dan mengerti apa yang dikatakan klien. Termasuk memperhatikan mode yang dominan digunakan klien ketika sedang bercerita. Jika konselor melakukan hal tersebut, maka klien akan merasakan suatu kebersamaan yang amat lekat. Klien akan merasa nyaman, aman, dan terbuka dalam menceritakan pengalamannya kepada konselor. Jika klien mengulang kata “melihat” dalam setiap perkataannya, maka konselor dapat menanggapi dengan mengulang kata “melihat” juga. Klien yang mengulang kata “mendengar” dalam setiap perkataannya, konselor dapat menanggapi dengan mengulang kata “mendengar” juga, begitu seterusnya.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar